Wayan Jimmy

Buku Ikigai

Menurutku Ikigai1 adalah sebuah sudut pandang yang bisa digunakan menerjemahkan hidup yang sangat kompleks ini menjadi sesuatu yang lebih mudah dimengerti. Lihat saja gambar dibawah ini.

Apa sih yang bikin kita bertahan mengerjakan sesuatu, mencintai sesuatu dan melakukan sesuatu untuk orang lain? Ketika melihat digambar diatas, aku jadi percaya kalau irisan antara what you love, what are you good at, what you can be paid for, dan what the world needs bisa dijadikan semacam alasanku, mengapa aku harus tetap bertahan menjalani hidup.

Mengapa perlu Ikigai?

Ikigai bisa dianalogikan sebagai sebuah kompas, bayangkan saja diriku tersesat di sebuah gurun tanpa alat apapun, sedangkan perut perlu diisi makanan, dan minum air, namun jalan untuk keluar dari gurun pun tidak tahu. Yang bisa dilakukan hanya berjalan terus tanpa arahan, kita pun tidak sadar mungkin kita terus memutari tempat yang sama, akhirnya mati kelaparan.

Kalau aku punya kompas, aku bisa mengarahkan diriku ke 1 arah, setidaknya bisa menghindari memutari tempat yang sama, berharap suatu saat bisa keluar dari gurun dan menjauhkan diri dari Nihilisme2.

Bagaimana Ikigai bisa membantu?

Berikut adalah beberapa catatan menarik, yg menurutku bisa dijadikan alat bantu.

Sedikit makan membuat hidup lebih lama

Hindari makan terlalu banyak, ketika terasa perut sudah terisi 80%, segera stop, jangan makan lagi. Alternatif dari aturan 80% adalah melakukan puasa 5:2, singkatnya puasa ini menyarankan membatasi asupan kalori kurang dari 500 sebanyak 2 hari, dan makan secara normal di 5 hari selanjutnya.

Selalu bergerak dan tetap aktif

Duduk dalam jangka waktu panjang tidaklah baik untuk kesehatan dan memberikan efek degeneratif (mempercepat penuaan) dari waktu ke waktu. Usahakan tetap aktif setiap hari, bisa dimulai dari hal-hal seperti.

Memilih tugas yang tidak terlalu mudah namun tidak terlalu sulit

Jika mengerjakan sebuah tugas yang terlau mudah, biasanya akan cepat merasa bosan, namun jika terlalu sulit akan cepat putus asa.

Idealnya adalah mengerjakan tugas yg ada ditengah-tengah, cari tugas yang sesuai skill dimiliki, tidak terlalu mudah, namun memiliki cukup tantangan.

Mulai dengan langkah kecil

Memulai sesuatu sering tertunda karena ada-nya rasa kecemasan yang berlebihan. Segera ambil langkah awal yang kecil, seketika langkah itu diambil, rasa cemas tersebut perlahan akan berkurang.

7 Kondisi untuk menemukan Flow

Kurang-nya dorongan melakukan sesuatu kadang karena kita terjerumus dalam suatu yang tidak pasti, hal beberapa kondisi, ketika hal yang kurang pasti bisa menjadi lebih pasti.

  1. Tahu apa yang dilakukan
  2. Tahu bagaimana melakukan
  3. Tahu seberapa baik kita melakukan
  4. Tahu kemana arah selanjutnya
  5. Adanya tantangan
  6. Adanya keahlian
  7. Bebas dari gangguan

Belajar resilience melalui Buddhism dan Stoicism

Cepat atau lambat akan ada hal buruk yg menimpa dalam hidup, dan gimana cara menghadapi adalah hal yang perlu dipelajari agar tidak jatuh dalam kesedihan terlalu dalam, dan tidak larut dalam kesenangan terlalu jauh, inilah yang dinamakan Resilience.

Nana korobi ya oki

Fall seven times, rise eight – Japanese proverb

Stoicism3 mengajarkan apa yang bahwa kesenangan dan keinginan bukanlah masalahnya. Kita bisa menikmatinya selama mereka tidak mengendalikan kita.

We suffer more often in imagination than in reality – Seneca

Kesimpulan

Buku ini adalah langkah awal yg membuka kecintaaan saya terhadap Filosofi Timur4. Aku percaya banyak filosofi diluar sana yang bisa dipelajari, untuk menambah sudut pandang dan digunakan di kehidupan sehari-hari.

Catatan Kaki


  1. Ikigai ↩︎

  2. Nihilisme ↩︎

  3. Stoicism ↩︎

  4. Filosofi Timur ↩︎